Istilah
Jam-Nyo atau Wanita penyelam sudah ada sejak abad ke-17. Adanya migrasi
besar-besaran para perempuan ke pulau tersebut pada tahun 1887 dan Jepang pada
tahun 1903 tercatat menjadikan produktivitas mereka naik dalam jumlah besar.
Pada
abad ke-17 pekerjaan menangkap ikan dan menyelam berubah menjadi pekerjaan
wanita. Bisa juga dikatakan bahwa perempuan lebih mudah beradaptasi dengan pekerjaan, menjadikan mereka lebih cocok untuk berenang daripada laki-laki,
dengan karena lemak tubuh yang lebih banyak.
Mereka
tidak hanya terampil dalam mengumpulkan makanan laut, tetapi juga memiliki
minat yang besar dalam berbagai isu budaya dan sosial. Selama masa kolonial,
mereka memimpin kampanye anti-Jepang dan koperasi juga didirikan untuk
melestarikan sumber daya laut. Mereka juga bekerja untuk melestarikan budaya
Haenyeo. Haenyeo diberikan medali untuk kontribusi mereka selama kampanye
anti-Jepang, dan melihat penciptaan sebuah monumen dan taman peringatan untuk
menghormati mereka, yang terletak di Hado-ri, Jeju-do.
Hanna Soejoethi
0 komentar:
Posting Komentar